Best Practices Pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi |
MA Salafiyah Karangtengah Warungpring |
Lingkup Pendidikan |
SLTA/MA |
Tujuan yang ingin dicapai |
Aksi 1: Meningkatkan Keaktifan Peserta didik dalam Pembelajaran Kimia Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Aksi 2: Meningkatkan Pemahaman Peserta didik dalam Pembelajaran Kimia Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan Metode Eksperimen |
Penulis |
Fikriaturrizki, M.Pd |
Tanggal |
Aksi 1 : Kamis, 29 September 2022 dan Selasa, 4 Oktober 2022 Aksi 2 : Kamis, 13 Oktober 2022 dan Senin, 17 Oktober 2022 |
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
|
Aksi 1 : Kondisi yang menjadi latar belakang masalah Berdasarkan beberapa hasil wawancara dari beberapa narasumber dan observasi di lingkungan MA Salafiyah Karangtengah, ditemukan bahwa selama ini dalam pembelajaran, peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kurang aktifnya peserta didik dalam pembelajaran, diantara: pembelajaran yang cenderung monoton yang masih berpusat pada guru, guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Sehingga penulis perlu menggunakan model pembelajaran inovatif untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, dalam hal ini dipilih model pembelajaran problem based learning (PBL).
Alasan mengapa praktik ini penting untuk dibagikan Permasalahan yang sering saya alami dalam mengajar mungkin secara umum hampir sama dengan permasalahan yang dialami oleh beberapa guru yaitu guru mengalami kendala/kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Menurut saya penggunaan model problem based learning (PBL) sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Pemecahan masalah dalam Problem based learning (PBL) menjadikan aktivitas pembelajaran peserta didik lebih meningkat dan dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam aktifitas pembelajaran yang mereka lakukan. Oleh karena itu praktik model problem based learning ini penting untuk dibagikan, karena diharapkan: 1. Dapat memotivasi diri saya untuk belajar menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan mengeksplor lebih banyak lagi model-model pembelajaran untuk diaplikasikan dalam proses belajar mengajar di kelas saya sendiri. 2. Praktik pembelajaran ini dapat menjadi referensi bagi guru lain saat ingin menggunakan model pembelajaran inovatif, dalam hal ini model problem based learning (PBL) untuk mengatasi permasalahan dalam proses belajar mengajar. 3. Praktik baik ini penting juga untuk dibagikan agar bisa menjadi inspirasi bagi para pendidik yang memiliki masalah yang sama dan sebagai motivasi pembaca menuju keberhasilan.
Peran dan tanggung jawab dalam praktik ini Setiap guru pasti menginginkan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didiknya. Termasuk saya sebagai seorang guru mempunyai peran dan tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan bagi peserta didik. Untuk hal tersebut saya mencoba menerapkan beberapa model pembelajaran dengan melakukan proses pembelajaran yang variatif diantaranya menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) dan harapan saya dengan model yang inovatif tujuan pembelajaran dapat tercapai, dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran juga akan semakin meningkat. Peran dan tanggungjawab saya dalam praktik baik ini adalah sebagai peneliti yang mengidentifikasi masalah kemudian mencari solusi dan melihat efektifitas dari solusi tersebut.
Aksi 2 : Kondisi yang menjadi latar belakang masalah Berdasarkan beberapa hasil wawancara dari beberapa narasumber dan observasi di lingkungan MA Salafiyah Karangtengah, ditemukan bahwa selama ini dalam pembelajaran, peserta didik kesulitan dalam memahami pelajaran kimia. Ada beberapa faktor yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan memahami pelajaran kimia, diantara: pelajaran kimia abstrak, pembelajaran yang cenderung monoton yang masih berpusat pada guru, guru belum menggunakan metode pembelajaran sesuai. Sehingga penulis perlu menggunakan metode eksperimen/praktikum dengan model projeck based learning (PjBL).
Alasan mengapa praktik ini penting untuk dibagikan Permasalahan yang sering saya alami dalam mengajar mungkin secara umum hampir sama dengan permasalahan yang dialami oleh beberapa guru yaitu guru mengalami kendala/kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan metode yang sesuai diterapkan pada pembelajaran. Menurut saya penggunaan model project based learning (PjBL) dengan metode eksperimen sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi kimia. Dalam pembelajaran project based learning (PjBL) pengetahuan yang diperoleh melalui hasil observasi di lingkungan sekitarnya sendiri membuat peserta diidk lebih percaya pada kebenaran konsep yang dipelajari, selain itu hadil belajar yang diperoleh pun akan menjadi pengetahuan peserta diidk yang bertahan lama, demikian pula dengan metode eksperimen, fakta atau data yang diperoleh peserta didik secara langsung akan mudah diingat dan difahami. Oleh karena itu praktik model project based learning (PjBL) dengan metode eksperimen ini penting untuk dibagikan, karena diharapkan: 1. Dapat memotivasi diri saya untuk belajar menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan mengeksplor lebih banyak lagi model-model pembelajaran untuk diaplikasikan dalam proses belajar mengajar di kelas saya sendiri. 2. Praktik pembelajaran ini dapat menjadi referensi bagi guru lain saat ingin menggunakan model pembelajaran inovatif, dalam hal ini model project based learning (PjBL) untuk mengatasi permasalahan dalam proses belajar mengajar. 3. Praktik pembelajaran ini dapat menjadi referensi bagi guru lain saat ingin menggunakan metode pembelajaran eksperimen untuk mengatasi permasalahan dalam proses belajar mengajar.
4. Praktik baik ini penting juga untuk dibagikan agar bisa menjadi inspirasi bagi para pendidik yang memiliki masalah yang sama dan sebagai motivasi pembaca menuju keberhasilan. Peran dan tanggung jawab dalam praktik ini Setiap guru pasti menginginkan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didiknya. Termasuk saya sebagai seorang guru mempunyai peran dan tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan bagi peserta didik. Untuk hal tersebut saya mencoba menerapkan beberapa model dan metode pembelajaran dengan melakukan proses pembelajaran yang variatif diantaranya menggunakan model pembelajaran project based learning (PjBL) dengan metode eksperimen dan harapan saya dengan model yang inovatif dan metode eksperimen tujuan pembelajaran dapat tercapai, dan pemahaman peserta didik terhadap materi kimia meningkat. Peran dan tanggungjawab saya dalam praktik baik ini adalah sebagai peneliti yang mengidentifikasi masalah kemudian mencari solusi dan melihat efektifitas dari solusi tersebut. |
Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
|
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara dengan guru, kepala sekolah, pengawas madrasah, pakar dan teman sejawat, maka beberapa tantangan yang terjadi yaitu: Aksi 1 : Ø Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran Ø Peserta didik kurang nyaman dalam pembelajaran yang mengakibatkan kurang percaya diri Ø Guru kurang mngeksplor peserta didik dalam pembelajaran Ø Pembelajaran masih berpusat pada guru Ø Guru tidak menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik Pihak yang terlibat dalam praktik ini adalah peserta didik, guru (peneliti), Dosen, guru pamong, kepala madrasah dan teman sejawat (guru).
Aksi 2 : Ø Peserta didik sulit memahami materi kimia Ø Guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang sesuai Ø Materi kimia bersifat abstrak Ø Pembelajaran yang cenderung monoton Pihak yang terlibat dalam praktik ini adalah peserta didik, guru (peneliti), Dosen, guru pamong, kepala madrasah dan teman sejawat (guru). |
Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
|
Aksi 1 : 1. Langkah-langkah yang dilakukan: Ø Pemilihan model pembelajaran yang inovatif untuk menyelesaikan permsalahan keaktifan peserta didik Ø Menyiapkan RPP Ø Menyiapkan bahan ajar Ø Menyiapkan LKPD Ø Menyiapkan media pembelajaran Ø Menyiapkan Instrumen pembelajaran 2. Strategi yang digunakan untuk memilih model pembelajaran yang tepat adalah dengan melakukan, wawancara kepada pengawas madrasah, kepala madrasah, pakar, rekan sejawat dan melakukan kajian literatur. Model yang dipilih pada aksi 1 untuk miningkatkan keaktifan peserta didik yaitu model problem based learning (PBL) 3. Proses pemilihan model pembelajaran ini dimulai dengan mengidentifikasi karakteristik peserta didik, mencari referensi model pembelajan, dan menentukan model pembelajaran yang paling sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik tersebut, dilanjutkan dengan membuat RPP, bahan ajar, LKPD, media pembelajaran, dan instrumen pembelajaran 4. Sumber daya yang diperlukan untuk memilih model PBL adalah jaringan internet, buku-buku yang terkait model-model pembelajaran inovatif, buku paket kimia. Dalam pelaksanan pembelajaran sumber daya yang dibutuhkan diantaranya jaringan internet (wifi), smartphone, leptop, proyektor dan jaringan listrik 5. Pihak yang terlibat dalam praktik ini adalah peserta didik, guru (peneliti), Dosen, guru pamong, kepala madrasah dan teman sejawat (guru).
Aksi 2 : 1. Langkah-langkah yang dilakukan: Ø Pemilihan metode dan model pembelajaran yang inovatif untuk menyelesaikan permasalahan kesulitan peserta didik dalam memahami materi kimia Ø Menyiapkan RPP Ø Menyiapkan bahan ajar Ø Menyiapkan LKPD Ø Menyiapkan media pembelajaran Ø Menyiapkan Instrumen pembelajaran 2. Strategi yang digunakan untuk memilih metode dan model pembelajaran yang tepat adalah dengan melakukan, wawancara kepada pengawas madrasah, kepala madrasah, pakar, rekan sejawat dan melakukan kajian literatur. Metode yang dipilih yaitu model eksperimen karena fakta atau data yang diperoleh peserta didik secara langsung akan mudah dingat dan difahami, model yang dipilih pada aksi 2 untuk miningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi kimia yaitu model project based learning (PjBL) 3. Proses pemilihan metode dan model pembelajaran ini dimulai dengan mengidentifikasi karakteristik peserta didik, mencari referensi tentang metode dan model pembelajan, dan menentukan metode dan model pembelajaran yang paling sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik tersebut, dilanjutkan dengan membuat RPP, bahan ajar, LKPD, media pembelajaran, dan instrumen pembelajaran 4. Sumber daya yang diperlukan untuk memilih metode eksperimen dan model PjBL adalah jaringan internet, buku-buku yang terkait model-model pembelajaran inovatif, buku paket kimia. Dalam pelaksanan pembelajaran sumber daya yang dibutuhkan diantaranya jaringan internet (wifi), smartphone, leptop, proyektor dan jaringan listrik 5. Pihak yang terlibat dalam praktik ini adalah peserta didik, guru (peneliti), Dosen, guru pamong, kepala madrasah dan teman sejawat (guru). |
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
|
Aksi 1 : Dampak dari langkah-langkah aksi 1: Ø Kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai apa yang telah direncanakan dengan menggunakan model problem based learning (PBL) Ø Sebagai besar peserta didik menjadi lebih antusias dalam belajar. Hal ini terlihat ketika peserta didik aktif, bertanya, menjawab, dan aktif dalam berdiskusi kelompok untuk menyelesaikan LKPD Ø Kemampuan komunikasikan peserta didik meningkat dengan adanya diskusi dan presentasi Ø Kemampuan kolaborasi peserta didik juga terlihat baik dalam menyelesaiakan LKPD. Mereka membagi tugas dan mengerjakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab
Respon orang lain terkait strategi yang dilakukan: 1. Respon kepala madrasah sangat positif dan mendukung penuh atas kegiatatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2. Rekan sejawat sangat positif dan antusias, sehingga mereka juga ingin melaksanakan model pembelajaran inovatif (PBL) seperti yang telah saya laksanakan. 3. Respon peserta didik sangat bagus, mereka merasa senang dan antusias mengikuti proses pembelajaran karena merasa tertarik dan mudah untuk memahami materi. Hasil dari aksi 1 cukup efektif walaupun masih perlu perbaikan di beberapa aspek terutama pada mekanisme presentasi kelompok, dikatakan pembelajaran sudah efektif karena dari hasil observasi terlihat bahwa pada setiap pertemuan pertama aksi 1 menunjukan bahwa keaktifan peserta didik sangat baik 52% (12 dari 22 peserta didik), 26% menunjukan sikap baik. Sehingga jika ditotal jumlah peserta didik yang menunjukan sikap keaktifan sangat baik dan baik 78%. Sedangkan pada pertemuan kedua keaktifan peserta didik sangat baik 52%, dan 29% menunujan sikap baik. Sehingga jika ditotal jumlah peserta didik yang menunjukan sikap keaktifan sangat baik dan baik 81%. Dalam hal ini keaktifan peserta didik yang dinilai diantaranya keaktifan bertanya, keaktifan menjawab dan keaktifan berdiskusi Penilaian keterampilan yang dinilai diantaranya pengusaan materi, penggunaan bahasa, dan kecakapan dalam berbicara, menunjukan sangat baik 41% (9 dari 22 peserta didik), 36% menunujan sikap baik. Sehingga jika ditotal jumlah peserta didik yang menunjukan nilai keterampilan sangat baik dan baik 77%. Keterampilan peserta didik pertemuan kedua sangat baik 52%, dan 39% hal ini menunjukan pembelajaran sudah berhasil mengaktifkan peserta didik karena lebih dari 50% peserta didik menunjukan nilai sangat baik dan baik. Hasil analisis hasil belajar pertemuan pertama aksi 1 menunjukan 77% peserta didik tuntas KKM dan 23% belum tuntas KKM, Hasil analisis hasil belajar pertemuan kedua menunjukan 83% peserta didik tuntas KKM dan 17% belum tuntas KKM peserta didik yang belum tuntas KKM dilakukan pembelajaran tutor sebaya agar bisa tuntas KKM. Faktor keberhasilan dari aksi 1 ini adalah : Ø Peserta didik tertarik akan inovasi dalam pembelajaran yang belum meraka alami Ø Dengan pemanfaatan model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran, membantu peserta didik lebih aktif, membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran, dapat menarik perhatian peserta didik dan dapat meningkatkan mutu pembelajaran Ø Untuk mengatasi permasalan dalam kurangnya majemen waktu pada saat diskusi kelompok, maka pendidik berinisiatif untuk menggunakan count down timer agar peserta didik dapat mengetahui batas waktu dalam diskusi atau pengerjaan tugas/LKPD
Aksi 2 : Dampak dari pertemuan aksi 2 dari langkah-langkah yang dilakukan: Ø Peserta didik menjadi lebih antusias dalam pembelajaran. Hal ini terlihat ketika peserta didik aktif dalam berdiskusi kelompok untuk menyelesaikan Project yang diberikan Ø Kemampuan komunikasikan peserta didik meningkat dengan adanya diskusi, praktikum dan presentasi Ø Kemampuan kolaborasi peserta didik juga terlihat baik dalam menyelesaiakan LKPD dan proyeknya. Mereka membagi tugas dan mengerjakan tugasnya dengan kerjasama dan penuh tanggung jawab Ø Hasil belajar peserta didik sangat baik
Respon orang lain terkait strategi yang dilakukan: 1. Respon kepala madrasah sangat positif dan mendukung penuh atas kegiatatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2. Rekan sejawat sangat positif dan antusias, sehingga mereka juga ingin melaksanakan model pembelajaran inovatif (PjBL) seperti yang telah saya laksanakan. 3. Respon peserta didik sangat bagus, mereka merasa senang dan antusias mengikuti proses pembelajaran karena merasa tertarik dalam project yang mereaka lakukan dan mudah untuk memahami materi. Hasil dari pertemuan aksi 2 efektif walaupun masih perlu perbaikan di beberapa aspek terutama pada mekanisme pada saat pengerjaan project pembuatan video, dibuktikan dengan keterampilan pertemuan pertama dan kedua aksi dua menujukan nilai sangat baik 100%. Nilai yang dinilai diantaranya perencanaan proyek (kualitas dan kuantitas sumber data; rancangan alat; rancangan bahan; uraian prosedur), tahap pelaksanaan (penggunaan alat dan bahan; mengamati dan mencatat hasil pengamatan; kegiatan akhir eskperimen/praktikum; analisis data), dan tahap akhir (pembuatan laporan/video; presentasi). Dari analisis data keseluruhan yang dilakukan didapat peningkatan nilai pengetahuan pertemuan pertama peserta didik yang tuntas KKM 95% meningkat menjadi 100%. Pembelajaran dikatakan berhasil meningkatkan pemahaman materi kimia peserta didik karena lebih dari 70% peserta didik tuntas KKM. Faktor keberhasilan dari pertemuan aksi 2 ini adalah : Ø Peserta didik tertarik akan inovasi dalam pembelajaran yang belum meraka alami Ø Dengan pemanfaatan model pembelajaran inovatif dengan metode eksperimen dalam pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran, membantu peserta didikk lebih aktif, membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran, dapat menarik perhatian peserta didik, dan dapat meningkatkan mutu pembelajaran.
Untuk mengatasi permasalan dalam kurangnya majemen waktu pada saat penyelesaian project, maka pendidik berinisiatif untuk menggunakan count down timer agar peserta didik dapat mengetahui batas waktu dalam pengerjaan tugas/LKPD dan project yang diberikan dan membatasi durasi video project yang dibuat. |
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Gelar Karya P5-RA
WARUNGPRING (Admin) – Ahad (26/09/2023) MA Salafiyah Karangtengah mengadakan Gelar Karya Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila Rahmatan lil Alamin (P5-RA). Gelar Karya terseb
2 Siswa MA Salafiyah Mengikuti KSM Tingkat Provinsi
Mengutip laman facebook Penmad Kabupaten Pemalang https://www.facebook.com/penmapemalang.pemalang Alhamdulillah pelaksanaan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat Provinsi Jawa Tengah
45 Siswa kelas XI Ikuti ANBK 2022
Warungpring (30/08/2022). Sebanyak 45 siswa kelas XI MA Salafiyah Karangtengah, Warungpring Pemalang mengikuti Asesmen Nasional atau ANBK 2022. ANBK yang di mulai Senin 29 hingga 30 Agu
4 Siswa MA SALAFIYAH JUARA KSM TK KABUPATEN
Pemalang (18-08-2022), Pelaksanaan KSM tingkat Kabupaten tanggal 13 Agustus 2022 hasilmya telah diumumkan dan Alhamdulillah dalam gelaran KSM tahun 2022 ini 4 siswa mendapatkan juara, y
12 Siswa ikuti KSM Tingkat Kabupaten Pemalang
Warungpring Pemalang (13-08-2022). Sebanyak 12 orang siswa MA Salafiyah akan mengikuti Kompetisi Sains Madrasah Online (KSMO), adapun KSM akan dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2022
Siswa Baru Ikuti Matsama 2022
Memulai kegiatan tahun pelajaran 2022/2023 peserta didik baru MA Salafiyah Karangtengah Warungpring Pemalang mengikuti kegiatan Masa Ta'aruf siswa Madrasah (MATSAMA) tahun 2022, sekitar
Pengumuman Kelulusan Tahun 2022
Assalamualaikum Wr. Wb. Berdasarkan Rapat kelulusan di MA Salafiyah Karangtengah telah dilaksakan pada hari kamis tgl 28 April 2022, rapat tersebut menghasil suatu keputusan berdasarka
Kegiatan PKG
Kegiatan Pembinaan di MA Salafiyah Karangtengah Warungpring ( 25 -1-2022 ) oleh Dra. Dhiah Sefriana pengawas KKMA mengenai PKG ( Penilaian Kinerja Guru), kegiatan tersebut menghas
Siswa MA Bawa 4 Mendali dalam Kemah Budaya
Telah diselenggarakan Kemah Budaya Dewan Kesenian Daerah kab. Pemalang yang diselenggarakan di Igir kandang clekatakan tgl 26-28 November 2021. Acara tsb dibukan langsung oleh Bupati Pe
Penerapan RDM di MA Salafiyah
Aplikasi Rapor Digital Madrasah (RDM) diterapkan di madrasah seluruh Indonesia mulai semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022; Bagi madrasah yang telah ditunjuk sebagai tempat ujicoba